1. Kesucian adalah Fitrah Manusia
Kesucian bukan sekadar aturan, melainkan kebutuhan dasar manusia. Allah berfirman:
فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا“(Itulah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”(QS. Ar-Rum: 30)
Manusia diciptakan dalam keadaan suci. Yang mengotori adalah dosa, kelalaian, dan godaan dunia. Karena itu, “kembali keadaan suci” berarti kembali kepada fitrah yang mulia.
2. Dalil Al-Qur’an tentang Kesucian dan Taubat
a. Allah Mencintai Orang yang Bersuci
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan orang yang menyucikan diri.”(QS. Al-Baqarah: 222)
Ayat ini menunjukkan bahwa kesucian fisik (mutathahhirin) dan kesucian batin (tawwabin) sama-sama dicintai Allah.
b. Taubat sebagai Jalan Kembali
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”(QS. An-Nur: 31)
Setiap langkah menuju kesucian selalu berkaitan dengan taubat.
3. Dalil Hadits tentang Kesucian
a. Kebersihan adalah Sebagian dari Iman
Rasulullah ﷺ bersabda:
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ“Kesucian adalah bagian dari iman.”(HR. Muslim)
b. Wudhu Menghapus Dosa
“Jika seorang hamba berwudhu, maka keluarlah dosa-dosanya bersama air wudhu dari wajah, tangan, dan kakinya.”(HR. Muslim)
Wudhu tidak hanya menyucikan tubuh, tetapi juga menyucikan dosa-dosa kecil.
c. Taubat yang Sungguh-Sungguh
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah yang bertaubat.”(HR. Tirmidzi)
4. Tingkatan Kembali ke Keadaan Suci
Kesucian dalam Islam terbagi menjadi tiga tingkatan:
1) Suci Lahir (Fisik)
Wudhu
Mandi besar
Menjaga kebersihan pakaian dan tempat
Menghindari najis
2) Suci Dari Dosa
Istighfar
Taubat nasuha
Menjauhi maksiat
Memperbanyak amal shalih
3) Suci Hati (Spiritual)
Menundukkan hawa nafsu
Menghilangkan iri, sombong, riya
Ikhlas dalam amal
Berzikir untuk menjernihkan batin
Kesucian tertinggi adalah kesucian hati, karena hati adalah pusat kehidupan ruhani.
5. Langkah-Langkah Praktis Mengembalikan Kesucian
a. Mulai dari Wudhu yang Tenang
Wudhu bukan hanya rutinitas. Ia adalah proses spiritual. Rasulullah ﷺ menggambarkan pahala besar bagi orang yang memperindah wudhu.
Tips:
Membaca doa sebelum dan sesudah wudhu
Mengikuti sunnah: mulai dari anggota kanan, tidak boros air
Menghadirkan hati ketika berwudhu
b. Menjauhi Segala Bentuk Najis dan Kotoran
Rumah, pakaian, dan lingkungan yang bersih mempengaruhi kebersihan hati.
c. Perbanyak Istighfar
Cukup dengan:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَDosa-dosa kecil akan berguguran.
d. Lakukan Taubat Nasuha
Taubat yang sempurna memiliki tiga syarat:
Menyesali dosa
Berhenti melakukan dosa
Bertekad kuat tidak mengulang
Jika berkaitan dengan manusia, ditambah syarat keempat: mengembalikan hak atau meminta maaf.
e. Bergaul dengan Orang-Orang yang Suci Akhlaknya
Lingkungan menentukan kejernihan hati. Dekat dengan orang baik membuat kita ikut baik.
f. Sering Berzikir dan Membaca Qur’an
Zikir membersihkan karat hati. Al-Qur’an adalah cahaya yang menghapus gelapnya batin.
6. Hikmah Besar dari Kembali ke Keadaan Suci
- Hati Menjadi Lebih TenangKesucian batin menghilangkan kecemasan yang berasal dari dosa.
- Ibadah Menjadi Ringan dan NikmatShalat lebih khusyuk, dzikir lebih hidup.
- Diberi Jalan Keluar oleh AllahHati yang bersih memudahkan seseorang melihat kebaikan.
- Meningkatkan RezekiKesucian dan taubat mengundang keberkahan.
- Memperkuat Hubungan Sesama ManusiaHati yang bersih mudah memaafkan dan bersyukur.
7. Penutup: Kembalilah kepada Kesucian
Kesucian bukan hanya ritual, tetapi perjalanan menuju ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Allah. Setiap insan bisa jatuh, tetapi yang terbaik adalah yang kembali bangkit.
Allah berjanji bahwa siapa pun yang kembali kepada-Nya dengan hati yang bersih akan mendapat ampunan dan rahmat yang luas.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang terus menjaga kesucian lahir dan batin.

Komentar
Posting Komentar